Korupsi Politik di Indonesia (Political Corruption in
Indonesia)
Bagian 1: Stop Cuek terhadap Politik
Anda tidak tertarik dengan dunia politik? Atau bahkan muak
melihat ulah politikus di TV?
S A M A. Saya juga dari sejak masa sekolah benci sekali dengan
dunia politik. Menurut saya para politisi itu hanyalah orang-orang yang
memanfaatkan keadaan atau orang lain untuk keuntungan dirinya sendiri atau
golongannya saja. Skill utama (dan mungkin satu-satunya?): mereka pintar omong.
Saking pintarnya bisa membolak-balikkan persepsi orang. Mereka pintar juga
mempersuasi orang lain. Karena kerjaan mereka semua terkait dengan omong,
yaitu: debat, diskusi, talkshow, rapat, dsb, mereka jadi OMDO (omong
doang). Menurut saya jarang terlihat kerja riil
mereka.
Mungkin karena mindset saking bencinya saya terhadap politisi
(sebenarnya saya lebih suka menyebut poliTIKUS), saya kena getahnya juga. Saya
jadi apatis terhadap kegiatan-kegiatan organisasi di sekolah dan kampus. Karena
sering terlihat ambisi para pengurus organisasi-organisasi tersebut yang
mengingatkan saya pada politisi. Dan memang terbukti, beberapa organisasi di
kampus ternyata memang menjadi ajang kendaraan, atau kawah candradimuka, untuk
bergabung dengan partai politik. Karena apatis, saya tidak aktif dalam
organisasi sekolah atau kampus, dan saya jadi kurang bergaul, atau kurang melek
organisasi. Akibat lebih lanjut, menurut pemikiran egoistis, CV (curriculum vitae)
saya juga jadi kurang cantik karena tidak ada pengalaman berorganisasi. Mungkin
karena itu saya tidak terlalu sering mendapat panggilan kerja atas surat
lamaran kerja yang saya buat.
Walaupun saya benci banget terhadap dunia politikus dan
semua yang terkait dengannya (partai politik-parpol, parlemen-DPR, DPRD,
Pemilihan Umum ataupun Pilkada, Presiden, Kepala Daerah/Bupati/Walikota, dsb),
dan mungkin demikian juga dengan Anda, ternyata kita tidak mungkin menjauhi
dunia politik ini. Hidup kita sangat-sangat dipengaruhi perpolitikan.
Seluruh….artinya setiap segi dari…….kehidupan berbangsa,
bermasyarakat dan bernegara diatur dengan peraturan perundang-undangan. Aturan
tersebut dibuat oleh DPR, DPRD, Kepala Daerah/Bupati/Walikota. Kehidupan kita
juga dipimpin oleh produk politik (ya itu tadi: Presiden, Gubernur,
Bupati/Walikota). Jadi, bagaimana mungkin kita menghindar dari dunia politik
kalau nasib kita ditentukan juga oleh perpolitikan. Gak mungkin banget kan?
Jadi…..saya dan Anda-anda semua saat ini tidak dapat
bersikap apatis terhadap dunia politik. Kita tidak boleh masa bodoh dengan
Pemilu atau Pilkada dan menjadi golongan putih (golput). Bagaimana kalau dari
kandidat yang ada memang menurut kita tidak ada yang cucok? Pilih the best
among the worst, atau suarakan semampu kita agar muncul calon lain yang lebih
cucok. Semampu kita, misalnya minimal dengan membuat blog seperti saya.
Kita harus aktif mengawasi parpol, politisi senayan, Presiden, Kepala
Daerah, simply because they affect our lives!
Apalagi kita tahu sendiri bagaimana bobroknya parpol, parlemen dan
politisi kita saat ini. Stop cuek terhadap mereka! Mereka harus sangat diawasi.
Dengan pengawasan yang ada saat ini saja masih bobrok, apalagi kalau kita cuek,
gak kebayang apa jadinya.
Dalam tulisan saya berikutnya, saya akan coba ulas lebih
dalam, bagaimana parpol mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita. Tunggu ya…..
No comments:
Post a Comment