Thursday, March 14, 2013

Korupsi Politik di Indonesia (Political Corruption in Indonesia)


Korupsi Politik di Indonesia (Political Corruption in Indonesia)

Bagian 1: Stop Cuek terhadap Politik

 

Anda tidak tertarik dengan dunia politik? Atau bahkan muak melihat ulah politikus di TV?

S A M A. Saya juga dari sejak masa sekolah benci sekali dengan dunia politik. Menurut saya para politisi itu hanyalah orang-orang yang memanfaatkan keadaan atau orang lain untuk keuntungan dirinya sendiri atau golongannya saja. Skill utama (dan mungkin satu-satunya?): mereka pintar omong. Saking pintarnya bisa membolak-balikkan persepsi orang. Mereka pintar juga mempersuasi orang lain. Karena kerjaan mereka semua terkait dengan omong, yaitu: debat, diskusi, talkshow, rapat, dsb, mereka jadi OMDO (omong doang).  Menurut saya jarang terlihat kerja riil mereka.

Mungkin karena mindset saking bencinya saya terhadap politisi (sebenarnya saya lebih suka menyebut poliTIKUS), saya kena getahnya juga. Saya jadi apatis terhadap kegiatan-kegiatan organisasi di sekolah dan kampus. Karena sering terlihat ambisi para pengurus organisasi-organisasi tersebut yang mengingatkan saya pada politisi. Dan memang terbukti, beberapa organisasi di kampus ternyata memang menjadi ajang kendaraan, atau kawah candradimuka, untuk bergabung dengan partai politik. Karena apatis, saya tidak aktif dalam organisasi sekolah atau kampus, dan saya jadi kurang bergaul, atau kurang melek organisasi. Akibat lebih lanjut, menurut pemikiran egoistis, CV (curriculum vitae) saya juga jadi kurang cantik karena tidak ada pengalaman berorganisasi. Mungkin karena itu saya tidak terlalu sering mendapat panggilan kerja atas surat lamaran kerja yang saya buat.

Walaupun saya benci banget terhadap dunia politikus dan semua yang terkait dengannya (partai politik-parpol, parlemen-DPR, DPRD, Pemilihan Umum ataupun Pilkada, Presiden, Kepala Daerah/Bupati/Walikota, dsb), dan mungkin demikian juga dengan Anda, ternyata kita tidak mungkin menjauhi dunia politik ini. Hidup kita sangat-sangat dipengaruhi perpolitikan.

Seluruh….artinya setiap segi dari…….kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara diatur dengan peraturan perundang-undangan. Aturan tersebut dibuat oleh DPR, DPRD, Kepala Daerah/Bupati/Walikota. Kehidupan kita juga dipimpin oleh produk politik (ya itu tadi: Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota). Jadi, bagaimana mungkin kita menghindar dari dunia politik kalau nasib kita ditentukan juga oleh perpolitikan. Gak mungkin banget kan?

Jadi…..saya dan Anda-anda semua saat ini tidak dapat bersikap apatis terhadap dunia politik. Kita tidak boleh masa bodoh dengan Pemilu atau Pilkada dan menjadi golongan putih (golput). Bagaimana kalau dari kandidat yang ada memang menurut kita tidak ada yang cucok? Pilih the best among the worst, atau suarakan semampu kita agar muncul calon lain yang lebih cucok. Semampu kita, misalnya minimal dengan membuat blog seperti saya.
Kita harus aktif mengawasi parpol, politisi senayan, Presiden, Kepala Daerah, simply because they affect our lives!  Apalagi kita tahu sendiri bagaimana bobroknya parpol, parlemen dan politisi kita saat ini. Stop cuek terhadap mereka! Mereka harus sangat diawasi. Dengan pengawasan yang ada saat ini saja masih bobrok, apalagi kalau kita cuek, gak kebayang apa jadinya.

Dalam tulisan saya berikutnya, saya akan coba ulas lebih dalam, bagaimana parpol mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita. Tunggu ya…..

No comments:

Post a Comment