Thursday, April 11, 2013

Aturan Lalu Lintas di Indonesia (Mengurangi Macet)

Aturan Lalu Lintas di Indonesia (Mengurangi Macet)

Macet merupakan masalah kronis jalan-jalan di kota besar di seluruh Indonesia. Sudah bosanlah kalau membicarakan apa penyebabnya. Tapi saya perlu angkat salah satu penyebab kemacetan di Indonesia, yang mungkin banyak terlupakan atau terabaikan selama ini, yaitu kalahnya arus lalu lintas jalur utama oleh arus lalu lintas jalan yang lebih kecil.

Dalam banyak kesempatan kemacetan terjadi karena tidak imbangnya waktu untuk berjalan yang diberikan kepada jalan utama (jalan yang lebih besar dan ramai) dibandingkan waktu untuk jalan non-utama (lebih kecil atau kurang padat lalu lalang kendaraan). Biasanya di sebuah pertigaan atau persimpangan terdapat lampu pengatur lalu lintas, petugas pengatur, baik resmi (polisi, security, dsb) ataupun tidak resmi (polisi cepek.....lebih tepatnya polisi gopek sekarang ini). Ketidakseimbangan bisa disebabkan karena lampu hijau yang terlalu singkat dan lampu merah yang terlalu lama untuk jalan utama, relatif dibandingkan jalan non-utama. Bisa juga karena petugas pengatur, entah karena ketidaktahuannya atau karena motif ekonomi dalam hal polisi gopek, terlalu memberikan prioritas berjalan kepada kendaraan dari jalan non-utama. Sering juga saya lihat di Jakarta, satu mobil baru saja muncul dari sebuah gang kecil langsung membuat arus lalu lintas jalan utama distop oleh petugas pengatur lalu lintas.

Akibatnya jelas, apabila distop, jalan utama dengan traffic yang lebih banyak akan dengan cepat menyebabkan penumpukkan kendaraan, dan ujung-ujungnya rawan menjadi kemacetan yang menyimpul karena ulah orang-orang yang tidak sabaran.

Seharusnya petugas pengatur lalu lintas bisa lebih memprioritaskan jalan utama. Kalaupun ada mobil muncul dari gang atau jalan lebih kecil, biarkan saja mobil tersebut menunggu lebih dulu, toh tidak akan cepat membuat penumpukkan kendaraan di jalan lebih kecil tersebut.

Demikian juga dengan lampu lalu lintas. Lampu merah harus dipersingkat dan lampu hijau harus diperlama untuk jalan utama dibandingkan untuk jalan yang lebih kecil. Pengaturan lampu lalu lintas harus memperhatikan aspek psikologis pengguna jalan. Apabila lampu merah terlampau lama, pengendara akan cenderung untuk merangsek maju walaupun lampu masih merah, berakibat ketidaktertiban lalu lintas dan rawan macet.

Saya melihat sendiri dari pengalaman pribadi. Sebuah perempatan besar yang semula tanpa lampu pengatur lalu lintas dan hanya dilengkapi bunderan di tengah perempatan, menjadi lebih sering semrawut bahkan seringkali macet semenjak dipasang lampu bangjo ini. Penyebabnya, otoritas memasang lampu merah terlalu lama, sehingga orang cenderung tidak sabar dan akhirnya melanggar isyarat lampu bangjo, berakibat kesemrawutan dan kemacetan. Dahulu, dengan hanya bunderan di tengah perempatan, kendaraan semuanya jalan walaupun pelan-pelan dengan saling berhati-hati, sehingga jarang terjadi penumpukkan kendaraan. (Tentu saja ada penambahan volume kendaraan semasa menggunakan lampu lau lintas dibanding masa bunderan, tetapi rumah saya dekat dengan perempatan tersebut, jadi saya tahu bagaiman membandingkan perubahan-perubahan tersebut).

Sebenarnya hal ini sudah menjadi perhatian pihak berwenang. Terbukti sudah ada aturan bahwa kendaraan yang berasal dari jalan non-utama harus mengalah apabila akan masuk ke jalan utama. Namun aturan tinggal aturan. Dalam kenyataan, banyak sekali pengendara baru muncul dari gang kecil dengan tidak sabaran memotong arus kendaraan jalan utama. Jadi macet deh....

Kelihatan sepele, atau anda mungkin bilang sudah tahu. Tetapi jangan salah, hal sepele ini sering dilakukan dalam kenyataan dan berdampak sangat besar/sangat macet. Jadi, bagaimana memulai perbaikan dari diri sendiri (sebagai bukan petugas lantas)? Setidaknya kita bisa:
1.  menahan diri bila menyeberang ataupun kendaraan kita mau bergabung ke jalan yang lebih utama, menunggu sampai flow lalu lintasnya tidak terlalu terganggu.
2. mengklakson tanpa henti untuk kendaraan yang tidak tahu aturan dalam menyeberang/memotong flow lalu lintas, setidaknya untuk memberi pelajaran buat mereka (untuk point kedua ini, silakan dilakukan dengan resiko tanggung sendiri ya......:) )

Semoga lalu lintas kota-kota besar di Indonesia membaik.....happy and safe driving!

No comments:

Post a Comment